Pemandangan Lampu Colok di Kabupaten Karimun. Foto: Willson Zeky |
Lampu colok kembali menghiasi malam-malam
terakhir puasa Ramadan di Kepri. Malam ke-27 Ramadan atau Tujuh Likur menandai
dimulainya pemasangan lampu colok.
Di beberapa daerah di Kepri seperti Bintan,
Lingga, Karimun, bahkan membuat Festival Lampu Colok untuk memeriahkan
malam-malam terakhir Ramadan dan mengangkat budaya Melayu ini agar tetap
terjaga. Warga setempat pun berlomba-lomba membuat hiasan lampu colok dengan
berbagai bentuk. Umumnya dibuat gapura dan berupa masjid atau kubah masjid.
"Iya, yang ada Melayu biasanya ada
lampu colok," kata Fadli, anggota
Genpi Kepri dari Karimun.
"Di Benan juga buat lampu Colok. Di
Daik Lingga (juga)," timpal Herman Tobing menyebut dua daerah di Kabupaten
Lingga sambil memperlihatkan foto-foto hiasan lampu colok.
Sigit Rahmadianto di Kundur, Kabupaten
Karimun pun tak mau kalah. Ia mengirimkan foto-foto lampu hias. "Ini dari
Kundur," sebutnya dalam caption foto yang dikirim ke Genpi Kepri.
Di Kabupaten Bintan, Festival Lampu Colok
dipusatkan di Lapangan Antam sejak 21 Juni 2017. Sementara di Kabupaten Karimun menyebar di beberapa daerah dan tempat.
Begitu pula di Kabupaten Lingga.
"Ini beberapa gambar pintu gerbang
malam likuran (malam 27 Ramadhan) di
beberapa kampung di Daik Lingga," kata Rosana.
Tahun lalu Festival Lampu Colok di Lingga
sangat meriah. Warga berbondong-bondong mendatangi lampu colok yang dikreasi
berbagai bentuk. Jalanan ramai dan manusia tumpah ruah untuk menyaksikan
dekorasi dari lampu colok itu. Mereka berfoto ramai-ramai maupun swafoto untuk
mengabadikan keindahan lampu colok dan kemeriahan suasana malam.***
Keren ya lampu colok dibikin begitu.
ReplyDelete